Batik klasik lain yang saya punya adalah yang satu ini.
Dari tampilannya terkesan monotone karena tergolong “putihan” yaitu batik dengan latar belakan (berusaha) putih. Ditambahin berusaha karena kenyataannya ada teknik remuk yang memang sengaja dilakukan untuk dapat efek tertentu (bukan “njelembret” atau “mblobor”katanya orang Jawa). Untuk yang tahu proses pembuatan batik, sebenarnya justru batik “putih”an ini rada susah, karena ini berarti menutupi sebagian besar areal background (istilahnya “nembok”i).
Bagian badan dari kain batik sarung Tanjungbumi ini juga merupakan repetisi dari dua pattern , yaitu manok atau motif burung , dan (katanya) kembang pisang (kok lebih kelihatan kayak talas ya, hehehehehe).
Untuk bagian tumpalnya, menggunakan repetisi motif panji lekkok.
Nah, bagi yang memperhatikan format keseluruhan desainnya, ini memang desain formal pasisiran (seluruh bagian sarung pasisiran, komplit ada di sini).Kain Sarung ini menggunakan pewarna alami di atas bahan Primissima kelas satu yang halus sekali, dan proses pembatikannya di’terus’i alias dibatik kedua sisinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar