Kamis, 20 Agustus 2009

Pushing The Boundaries

Batik dari dulu adalah seni yang istimewa, dan batik yang istimewa secara natural adalah konsumsi kalangan yang sangat terbatas. Untuk melayani kebutuhan dan selera dari kaum eksklusif ini, diproduksilah batik-batik yang sangat berkualitas. Nah apabila kamu beruntung bisa melihat beberapa diantaranya, pastilah makin kagum dan cinta akan seni batik ini, karena pengrajinnya meng-optimal-kan proses penciptaan ke level berikutnya, batik yang dihasilkan benar-benar suatu karya seni yang patut dihargai. Seperti yang satu ini.
Sebenarnya sih yang ini bukan “karya empu” ya. Saya pernah lihat (dan punya) beberapa yang secara teknik ”challenging” karena pembuatannya amat rumit dan detailnya mengagumkan. Tapi kebanyakan buatan masa lalu alias barang kuno. Yang satu ini produksi sekarang, tetapi cukup mengagumkan. Dengan format pakem klasik tetapi sudah tidak rigid , artinya sudah tidak ada papan di kanan-kiri tumpal, tidak ada “inner crawler” di sisi tepi-nya. Warna tema adalah coklat,namun bukan coklat sogan yang bernuansa Jawa Tengah ya.
Bagian tumpalnya memberikan kontras dengan seling ombak diagonal 4 corak dan 4 warna berbeda ( krem terang dengan background sessek, coklat , hijau dan biru, masing-masing dengan tema isen-isen berbeda)
Yang paling menonjol dari bagian badannya sendiri sebenarnya adalah isen-isen coklat serupa semak yang rapat sehingga serupa tulang ikan (motif herring-bone), dikerjakan dengan rapi sekali. Di badan ini tidak digunakan motif buketan normal, tetapi komposisi ‘loose flower’ yaitu satu-dua bunga utama dikelilingi daun-daun, dan bagi yang cukup jeli, ada digambarkan akar-akar juga. Untuk menampilkan efek 3 dimensi, setiap kelopak, baik bunga maupun daunnya diberikan warna berbeda ( merah, coklat, biru dan hijau). Unsur penyeimbang dari komposisi yang “berat” ini adalah bunga-bunga putih (off-white) yang tersebar menggerombol di sela-sela seluruh badan.
Seperti karya seni lukis, terdapat ciri yang dapat menjadi “signature” dari artis pengrajin-nya.Coba lihat di bagian tumpal , detail ombak diagonal biru & hijau. Di setiap pinggir ada ‘rendering’ yang mengelilingi setiap helai daun & bunga pinggiran ombak, dan setiap ujung rendering membentuk lengkung serupa kait. Juga bisa dilihat isen-isen di bagian ini , seperti kait-kait yang saling bersambungan. Motif isian seperti ini membutuhkan ketelitian yang luar biasa, karena repetisi mengandung resiko besar, yaitu akan gampang kelihatan apabila dikerjakan secara serampangan. Dan seperti dilihat, rapi bukan ?

1 komentar:

  1. Hello Bang


    Cantiiiiikkkk habis.... warna yang cerah and motif yang hidup habiiisss...
    bang, buat pagelaran batik.

    BalasHapus