Jumat, 05 Juni 2009

Art We Wear

Pasti semua sudah banyak yang tahu tentang batik , tapi jarang khan ada tempat yang nyedia'in tempat untuk komentar tentang batik yang di-posting. Saya pengin kamu semua yang kebetulan singgah di blog ini, bisa sedikit komentar mengenai beberapa koleksi yang di-posting-kan . Insyaallah rutin deh. Nah, untuk yang pertama, saya tampilkan si Madura Ijo (atau Biru?hehehehehe) Buat yang gak familiar, di Pulau Madura, Ijo itu diucapkan Biru, dan sebaliknya (serius) Batik di atas adalah ciri khas Madura yang terkenal dengan komposisi warna yang berani. Ijo ketemu merah dan biru. Tapi seperti contoh di atas, semuanya kelihatan ada dalam kombinasi yang sempurna. Layout desainnya mengacu ke desain sarung pasisiran dimana ada bagian tumpal, ada badan, ada 'seret' tepi dan ada bunga tepi dalam (crawler). Motif di bagian badan adalah bunga merah dengan 'isen-isen' kembang padi' semi crowded ; yang pernah saya baca; style "Semarangan" . Seperti konsep formal batik klasik, ada 3 "layer" dimensi motif, yaitu motif utama (bunga merah) , motif isi ( kembang padi) dan background (bunga keciil , jadi titik di belakang). Di bagian tumpal ada permainan kontras (seperti layaknya batik pasisiran) dengan motif bunga sulur dan cenderawasih, dua motif yang umum dijumpai di batik gaya pasisiran, dengan nuansa merah tua (red earth) diselingi biru & hijau di latar belakang diagonal. Lalu di mana bagian "papan" nya? Hehehehe, untuk Batik Tanjungbumi, si ijo ini termasuk yang rada 'non formal' sehingga bagian papan yang biasanya mengapit 'tumpal' gak dibuat. Ini dia detail tumpalnya. Tepi bawah dan atas (gak kelihatan) serta tepi tumpal diisi 'crawler' bergelombang daun dan bunga krem. Batik di atas tergolong baru, alias gak sampai umur belasan tahun, saya beli langsung dari pengrajin di Tanjungbumi waktu tugas lapangan. Bisa dikategorikan klasik madura karena dibuat dengan teknik lama, yaitu persiapan kain polos (primissima 5000) direndam abu dan minyak dempel untuk meluruhkan lapisan finishing kain, agar pembatikan & pewarnaan bisa berlangsung. Proses ini juga yang menyebabkan warna dasar batik klasik madura agak jarang yang berwarna putih bersih, biasanya mereka jadi krem muda. Seluruh bagian batik ini ditulis tangan, full gak ada yang pakai cap, apalagi printing. Pewarnaan menggunakan pigmen alami dari bahan-bahan alam. Nah, bagi yang pernah dengar tentang batik gentongan yang legendaris, ini bukan gentongan koq, hehehehehe, walaupun hal tersebut gak mengurangi 'nilai' keindahan si ijo ini. Dan untuk yang 'familiar' dengan istilah "nerus'i" (apa hayoo) , si ijo ini juga gak di'terus'i . Tapi walau gitu pembuatannya makan waktu itungan bulan loh. And this is one of my first item, the one that makes me fall into the beauty of magnificent madura art. ada yang pengin komentar ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar